JEPARA – Pemilihan kepala daerah baik di tingkat provinsi maupun kabupaten atau kota menjadi agenda 5 tahun sekali. Dalam rangka memaksimalkan partisipasi pemilih, agenda pesta demokrasi tersebut akan dilaksanakan di hari Rabu, tepatnya tanggal 27 November 2024.
Hal itu didiskusikan dalam dialog interaktif bertajuk “Bersama Mewujudkan Pemilu Berintegritas” di Radio Rlisa pada Selasa, (1/10/2024) yang dipandu oleh moderator Muhammad Safrudin selaku Sub Koordinator Bidang Media Massa Diskominfo Kabupaten Jepara.
Ketua KPU Kabupaten Jepara Ris Andy Kusuma menyebutkan pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) akan dilakukan di tengah pekan.
“Kenapa hari Rabu karena kalau hari Minggu berpengaruh pada tingkat partisipasi, memang diambil di tengah-tengah agar masyarakat bisa menggunakan hak pilihnya dengan baik.,” ungkap Ris Andy.
Lebih lanjut, Ris Andy Kusuma memaparkan bahwa di Jepara, tingkat partisipasi pemilih selalu mengalami kenaikan.
“Dari pemilu 2017 pemilihan buapti dan wakil bupati 74% dan pemilihan gubernur 2018 tingkat partisipasinya 61%. Untuk pemilihan 2024 Februari lalu tingkat partisipasinya hingga 85% jauh diatas target nasional 76%. Tentu kami berharap dengan dukungan semua pihak minimal pilkada 2024 kita pertahankan kalau bisa naik,” kata Ketua KPU Kabupaten Jepara.
Heru Purwanto selaku Kabid Komunikasi Diskominfo Kabupaten Jepara turut menjelaskan mengenai peran dari Diskominfo dalam meningkatkan partisiasi pemilihan kepala daerah di Jepara. Ia berujar bahwa Diskominfo Kabupaten Jepara tengah mengupayakan cara yang unik untuk menarik atensi masyarakat agar mendapatkan informasi yang kredibel terkait pilkada 2024.
“Kami juga memberikan memberikan informasi melalui media konvensional. Di media layar tancap atau nobar (nonton bareng-red) kita sisipkan informasi tentang pilkada, itu memberikan atensi lebih,” papar Heru.
Mengenai apa saja media yang digunakan untuk diseminasi informasi pilkada Jepara 2024, Heru menambahkan bahwa pihaknya akan memaksimalkan semua kanal yang dikelola Diskominfo Kabupaten Jepara.
“Masyarakat semaksimal mungkin mendapatkan informasi yang benar bukan hoaks. Kita memberikan dukungan bahkan 150%, semua informasi yang ada kami sebarkan melalui media massa, radio kemudian pamflet dan sebagainya. Media sosial pastinya. Ada pula media woro-woro atau publikasi keliling. Sesuatu yang unik itu memberikan atensi masyarakat. Jadi semua kanal untuk diseminasi kita maksimalkan semua,” tandas Heru. (DiskominfoJepara/Karisma)