Bupati Jepara Dorong Energi Baru Terbarukan, juga Evaluasi Distribusi Pupuk

JEPARA – Bupati Jepara, H. Witiarso Utomo menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten Jepara untuk menyelesaikan berbagai persoalan mendasar di desa, khususnya terkait distribusi pupuk subsidi dan ketersediaan LPG. Hal ini disampaikan saat berkantor di Desa Banjaragung, Kecamatan Bangsri, dalam rangka program “Bupati Ngantor di Desa” edisi ketiga belas, Selasa (8/7/2025).

Turut hadir Wakil Bupati Jepara, M. Ibnu Hajar, Penjabat Sekretaris Daerah Jepara Ary Bachtiar, jajaran kepala perangkat daerah, Forkopimcam Bangsri, dan seluruh petinggi se-kecamatan Bangsri.

Mas Wiwit sapaan karib Bupati Jepara menekankan pentingnya validasi data sebagai langkah awal untuk memastikan bantuan pupuk subsidi tepat sasaran.

“Tapi yang menjadi kita hari ini adalah masalah pupuk dan juga masalah LPG, yang pupuk ini mau kita selesaikan datanya dulu. Ini banyak data penerima yang sudah meninggal dan sudah tidak memiliki garapan sawah, nanti dievaluasi untuk sasaran penerimanya,” ujar Bupati.

Selain fokus pada perbaikan distribusi pupuk dan LPG, Bupati Jepara juga menyoroti pentingnya transisi menuju energi baru terbarukan (EBT). Ia mencontohkan inisiatif biogas di Desa Bucu, Kecamatan Kembang yang bersumber dari limbah peternakan dan kini sudah dimanfaatkan oleh lima kepala keluarga (KK).

“Dan saya tambahkan isu energi terbarukan. Jadi, di Desa Bucu ada biogas dari kotoran peternakan. Sehingga itu bisa untuk kebutuhan gas 5 KK. Sebetulnya, menurut informasi yang belum kita cermati ke sana lagi, itu bisa untuk memenuhi untuk 50 KK. Hanya saja tidak ada pipa-pipa jaringan untuk bisa ke KK tersebut,” katanya.

Mas Wiwit menyampaikan bahwa Pemkab Jepara akan mendorong pengembangan biogas secara masif sebagai langkah antisipatif menghadapi potensi kelangkaan LPG akibat pengurangan distribusi dari Pertamina. Kemandirian energi pun menjadi prioritas pembangunan desa ke depan.

“Ini kita akan mendorong bareng-bareng untuk bisa kita maksimalkan penggunaan biogas ini karena kelangkaan serta pengurangan LPG dari Pertamina pasti akan ada ada ke depannya, makanya kita bersiap-siap untuk bisa mandiri energi,” lanjutnya.

Langkah strategis selanjutnya adalah pemetaan potensi energi terbarukan di desa-desa lain. Pemerintah daerah akan mengupayakan kolaborasi dengan perusahaan, terutama yang bergerak di bidang energi dan lingkungan.

“Selanjutnya kita akan petakan, kita akan minta data dan kita intervensi. Memang energi dari fosil suatu saat akan habis, pemerintah pusat pun sudah menggaungkan energi terbarukan. Soal desa mandiri energi, kita akan kolaborasi dengan desa dan perusahaan yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan, untuk PGN sudah dan ke depannya memungkinkan dengan perusahaan lainnya juga,” pungkas Bupati Jepara. (DiskominfoJepara/Asro)