Antisipasi Kekerasan Seksual, DP3AP2KB Gencarkan Sosialisasi ke Sekolah

JEPARA – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Jepara terus memperkuat upaya pencegahan kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan. Langkah konkret dilakukan melalui edukasi kesehatan reproduksi di sekolah, penguatan ketahanan keluarga, serta pendampingan berbasis kebutuhan bagi korban.

Menurut Kepala DP3AP2KB Jepara, Muh Ali, edukasi perlu dilakukan secara masif dan menyasar seluruh elemen masyarakat, khususnya remaja dan orang tua. “Kami sudah masuk ke sekolah-sekolah untuk sosialisasi, terutama di SMP dan SMA. Tapi belum bisa mencakup semua,” ujarnya, saat dihubungi via telepon, Selasa (29/4/2025).

Ia menegaskan perlunya dukungan lintas sektor agar program tersebut bisa menjangkau lebih luas. Menurutnya, jika edukasi dilakukan lebih intensif dan menyeluruh, potensi pencegahan kasus kekerasan bisa lebih efektif. Terlebih, sebagian besar pelaku kekerasan terhadap anak berasal dari lingkungan dekat, seperti tetangga, paman, atau bahkan lingkungan sekolah.

Ia menjelaskan, DP3AP2KB bukan lembaga penyidik, sehingga hanya akan melakukan pendampingan bila ada laporan masuk. “Selama tidak ada laporan, kami tidak bisa mendampingi. Tapi kalau sudah ada, kami tangani sesuai kebutuhan korban. Pendampingan kami berjenjang, tergantung tingkat kerentanan dan trauma,” jelasnya.

Sejak awal 2025, tercatat sedikitnya enam kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di wilayah Jepara. Bentuk kekerasan yang dilaporkan beragam, mulai dari pelecehan seksual, pemerkosaan, hubungan seksual pra-nikah, hingga kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

DP3AP2KB menilai penguatan ketahanan keluarga menjadi kunci penting. Pendidikan seksualitas dan relasi sehat sejak dini sangat diperlukan agar anak-anak memahami batas dan risiko. “Jika keluarga kuat, anak-anak bisa lebih terlindungi. Ini yang perlu terus kita galakkan,” tuturnya.

Menjelang tahun ajaran baru, pihaknya juga akan kembali menyasar sekolah-sekolah dengan program edukasi langsung. Harapannya, upaya ini dapat menekan potensi kekerasan sejak dari lingkungan terdekat. “Remaja mulai mencari jati diri saat sekolah. Di situ kita masuk untuk memberikan pemahaman,” pungkasnya. (DiskominfoJepara/AP)