Menari Bersama Anak Desa, Siap Wujudkan Gamelan

JEPARA – Masih dalam rangkaian kunjungan kerjanya di Kabupaten Jepara, Wakil Menteri Kebudayaan Republik Indonesia H. Giring Ganesha Djumaryo melanjutkan agenda ke Desa Sukodono, Kecamatan Tahunan, Sabtu (19/4/2025). Ia disambut sekitar 70 anak-anak usia sekolah yang menampilkan Tari Lilin di pendopo balai desa setempat.

Wamen Giring bersama Bupati Jepara H. Witiarso Utomo dan Wakil Bupati Muhammad Ibnu Hajar turut larut dalam suasana pertunjukan. Ketiganya bahkan ikut menari mengikuti gerakan anak-anak. Tarian tersebut merupakan bagian dari aktivitas sanggar seni yang aktif melibatkan masyarakat lintas usia di desa tersebut.

Rangkaian penyambutan dilanjutkan dengan pameran hasil kerajinan olahan kayu berupa suvenir serta penampilan musik tradisional Tongtek. Petinggi Sukodono, Sagiman, menyampaikan bahwa ragam ekspresi seni tersebut mencerminkan hidupnya kebudayaan di tengah masyarakat. “Kami sangat menjunjung adat dan tradisi. Hampir setiap bulan kami melaksanakan tradisi,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa pendopo di samping balai desa telah dimanfaatkan sebagai sanggar seni masyarakat. Selain itu, beberapa tradisi yang rutin digelar di antaranya Bada Apem. Ada pula peringatan Hari Tari Sedunia yang sudah diselenggarakan tiga kali berturut-turut. Namun, ia mengungkapkan keterbatasan fasilitas seni yang dimiliki desa. “Kami sudah berusaha melestarikan seni budaya, tapi karena keterbatasan dana desa, gamelan kami belum punya. Padahal di sini ada pengrawit hingga dalang,” ungkapnya.

Menanggapi hal tersebut, Mas Wiwit, sapaan akrab Bupati Jepara menyampaikan apresiasi atas perhatian Kementerian Kebudayaan terhadap aktivitas seni dan budaya di tingkat desa. Ia menyebutkan bahwa masyarakat yang berbudaya adalah masyarakat yang telah mencapai kebahagiaan sosial. Dia juga berharap permintaan fasilitas gamelan yang disampaikan pihak desa dapat segera direalisasikan. “Mudah-mudahan permintaan gamelan bisa dituruti Mas Wamen. Alhamdulillah, langsung beliau siap. Semoga ini jadi warisan dari Mas Wamen untuk Sukodono,” ucapnya.

Dalam sambutannya, Wamen Giring menyampaikan kekaguman atas ekspresi budaya masyarakat Jepara, termasuk warga Sukodono. Ia menilai kualitas budaya yang tumbuh di desa menjadi fondasi ketahanan budaya nasional. “Pak Presiden Prabowo Subianto selalu bilang ketahanan pangan itu penting. Tapi ketika beliau memanggil saya, pesannya jelas, ‘Pak Giring, kebudayaan adalah wajah bangsa dan negara kita. Kita harus menjaganya’,” kata Giring.

Lebih lanjut ia menegaskan bahwa museum, galeri, serta sanggar tari dan budaya harus menjadi etalase utama dalam menjaga kebudayaan. Menurutnya, ketahanan budaya paling kuat justru tumbuh dari tingkat desa.

Wamen Giring juga langsung merespons permintaan fasilitas gamelan dari Desa Sukodono. Dengan menyatakan komitmennya untuk memperjuangkan bantuan tersebut. Ia menilai keberadaan gamelan penting bagi pelestarian seni budaya di tingkat desa, terlebih setelah menyaksikan antusiasme masyarakat dalam pertunjukan seni yang melibatkan anak-anak hingga ibu-ibu. “Insyaallah akan saya perjuangkan. Karena bagi saya itu penting. Melihat anak-anak menari di hari Sabtu sore, warga dan ibu-ibu berkumpul, saya melihat indahnya luar biasa,” ungkapnya.

Ia pun menegaskan bahwa kebudayaan merupakan kekuatan utama bangsa yang tidak akan pernah habis. Berbeda dengan sumber daya alam seperti nikel, minyak bumi, atau batu bara yang memiliki batas. Ia mengapresiasi masyarakat Desa Sukodono yang terus melestarikan kekayaan budaya secara konsisten.

Pihaknya menegaskan komitmen Kementerian Kebudayaan untuk terus berkolaborasi dalam pengembangan kebudayaan di Jepara. Ia meyakini, kolaborasi tersebut akan mendorong kemajuan kebudayaan, pertumbuhan ekonomi kreatif, peningkatan sektor pariwisata, serta berdampak positif pada kesejahteraan masyarakat.

Wamen Giring menutup kunjungan dengan menyambangi sentra tenun ikat di Desa Troso, Kecamatan Pencangaan. Tempatnya di Rumah produksi sekaligus galeri bernama Tenun Limo.(DiskominfoJepara/AP)