Pemkab Jepara Ikuti Rakor TPID, Tito Karnavian Tegaskan Pentingnya Kendali Inflasi

JEPARA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang dipimpin langsung oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian melalui konferensi Zoom, Senin (9/12/2024). Acara ini berlangsung di Ruang Command Center Setda Jepara dan dihadiri oleh perwakilan Setda Moh Ibnu Sulkhan, Forkopimda, serta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.

Dalam pemaparannya, Mendagri Tito Karnavian menyampaikan bahwa tingkat inflasi di Indonesia relatif rendah, yaitu sebesar 1,55 persen. Angka ini menempatkan Indonesia di peringkat ke 48 dari 186 negara, dengan inflasi tertinggi dicatat oleh Argentina sebesar 193 persen dan terendah oleh Afganistan sebesar -6,7 persen.

“Inflasi kita secara tahunan memang turun, tetapi secara bulanan naik sebesar 0,3 persen pada November. Kenaikan ini salah satunya dipengaruhi oleh Pilkada” ujar Tito. Ia menjelaskan, kenaikan tersebut masih didominasi oleh sektor makanan, minuman, dan tembakau, meskipun sektor informasi, komunikasi, dan jasa keuangan mencatat deflasi sebesar -0,02 persen.

Tito juga menyoroti bahwa angka inflasi 1,55 persen adalah rata-rata nasional, sehingga terdapat daerah-daerah dengan tingkat inflasi yang lebih tinggi. Papua Tengah menjadi daerah dengan inflasi tertinggi sebesar 4,35 persen, sedangkan Bangka Belitung mencatatkan inflasi terendah di angka 0,22 persen. “Bagi daerah yang tidak mampu mengendalikan inflasi, pemerintah pusat akan menurunkan tim khusus dan memberikan intervensi, termasuk dari Badan Pangan Nasional, Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, serta Bulog” tegasnya.

Keberlangsungan Rakor TPID ini semakin istimewa dengan kunjungan mendadak Presiden RI Prabowo Subianto secara virtual. Kehadiran Presiden menjadi penyemangat bagi seluruh peserta dalam pelaksanaan rakor tersebut.

Sementara itu Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar, turut memberikan paparannya terkait perkembangan inflasi. Ia menyebutkan bahwa sasaran inflasi yang ditetapkan pemerintah dan Bank Indonesia berada pada rentang 3 ± 1 persen untuk tahun 2022–2023. Namun, pada tahun 2022, tekanan inflasi global akibat perang, geoekonomi, dan geopolitik menyebabkan inflasi bulanan melebihi target.

“Pengendalian inflasi yang efektif dari pemerintah pusat dan daerah membuat inflasi berangsur turun sejak Mei 2023, dan pada 2024 inflasi tahunan selalu berada dalam rentang sasaran, yaitu 2,5 ± 1 persen” ujar Amalia.

Amalia juga mengungkapkan bahwa pada minggu pertama Desember 2024, komoditas penyumbang utama Indeks Perkembangan Harga (IPH) di Pulau Jawa masih didominasi oleh bawang merah dan daging ayam ras. (DiskominfoJepara/Alim)