JEPARA – Menjelang Pemilu 2024, para pegiat media sosial (medsos) di Jepara diminta untuk menangkal berita hoaks kepada calon pemilih, hal tersebut menjadi materi dalam pertemuan pegiat medsos di Desa Platar, Selasa (14/03/2024).
Kegiatan tersebut menghadirkan narasumber Kepala Diskominfo Jepara yang diwakili Kabid Komunikasi Muslichan, ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa Kabupaten Jepara Miftakhur Rokib, Pegiat Medsos Muhammad Sahertian Firdaus.
Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa mengatakan, menjelang Pemilu 2024, peran media tentunya sangat penting dalam menjaga kondusivitas dan keseimbangan informasi di media, termasuk meredam hoaks dengan pemberitaan yang akurat dan terkonfirmasi kebenarannya.
“Peran media ini sangat penting untuk menyampaikan informasi bertujuan untuk masyarakat mengetahui dan membantu serta mengambil bagian pada pemilu yang telah disediakan,” kata Rokib
Selain itu, media dapat berperan penting terkait penyebarluasan berita yang benar agar masyarakat di Jepara berpartisipasi menyeluruh dalam proses pemilihan umum tahun 2024.
Miftakhur Rokib berharap, para pegiat medsos juga diharapkan ikut berkontribusi dalam menjaga ketertipan melalui edukasi dan informasi yang positif kepada masyarakat.
Kabid Komunikasi Muslichan mengatakan cara membedakan kabar bohong atau bukan. Ciri-ciri hoaks dapat diketahui pada pemilihan kata janggal, seolah persuasif dan memaksa seperti sebarkanlah atau viralkanlah serta sejenisnya.
Ciri berikutnya adalah sumber berita kurang familiar, desain laman yang aneh, penggunaan huruf besar dan tanda seru. Lalu tidak ada kejelasan informasi soal waktu, berisi opini seseorang dan bukan fakta, domain situs atau URL tidak benar dan kerap menggunakan blog gratisan.
“Nama media biasanya dimirip-mirip dengan media mainstream ataupun lembaga pemerintah,” kata Muslichan.
Ia menambahkan, netizen juga dapat cek pada Google untuk mengetahui informasi hoaks atau bukan. Jika menemukan, dapat melaporkan pada kanal-kanal aduan resmi. Bisa melalui situs web aduankonten.id, atau lewat alamat e-mail aduankonten@kominfo.go.id, atau via Whatsapps di nomor 08119224545.
Sementara itu Pegiat Medsos Muhammad Sahertian Firdaus menambahkan, hoaks seringkali mengakibarkan terjadi salah paham antara masyarakat yang mengakibatkan timbulnya konflik. Berita hoaks sering kali mincul pada media sosial seperti Facebook, Instagram, dan juga Whatsap. Untuk itu perlu menyaring sumber berita sebelum dishare ke orang lain agar tidak menimbulkan konflik ditengah masyarakat.
“Perlu dicari kebenarannya sebelum dibagikan kepada orang lain,” kata Firdaus. (DiskomonfoJepara/By).