Kopi Dikembangkann di Seluruh Lereng Muria

JEPARA – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Jepara memperluas wilayah pengembangan komoditas kopi. Kini semua desa di lereng Muria wilayah Jepara sudah dibina. Pembinaan teknik budidaya, bantuan bibit, hingga peralatan produksi telah diberikan kepada sejumlah kelompok tani di Pakisaji, Batealit, Mayong, hingga Nalumsari. Pembinaan yang sama telah dan terus dilakukan kepada petani di lereng utara, seperti di Kecamatan Keling, Kembang, hingga Bangsri.

“Harapan kami, warga di wilayah-wilayah tersebut dapat mengoptimalkan potensi lahan yang ada sekaligus semaksimal mungkin mendapat nilai tambah dari pengolahan komoditas kopi. Jadi bisa meningkatkan perekonomian petani,” kata Kepala DKPP Kabupaten Jepara Diyar Susanto, Kamis (5/8/2021).

Diyar mengatakan, sesuai dengan faktor geografis ketinggian wilayah, ketersediaan lahan budidaya kopi di lereng barat hingga barat daya Muria memang tidak seluas di lereng utara. Namun potensi ekomoni komoditas kopi di wilayah tersebut tidak mungkin dikesampingkan.

Lebih jauh Kepala Seksi Produksi Usaha Perkebunan Denie Puji Wuryanto mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir wilayah lereng barat dan barat daya Muria sudah menjadi sasaran pembinaan pengembangan kopi. Dengan demikian, kegiatan-kegiatan perkebunan untuk komoditas kopi telah menyasar seluruh kecamatan yang memiliki potensi komoditas tersebut, termasuk Kecamatan Donorojo. Denie mencontohkan ketersediaan anggaran sejak tahun lalu.

“Bersumber dari dana APBD provinsi, pada tahun 2020 kami melakukan kegiatan pengendalian hama dan penyakit tanaman kopi di Desa Tempur (Keling), lalu pemberian bantuan alat untuk kegiatan penanganan pascapanen kopi di Damarwulan (Keling) dan Bungu (Mayong), serta pengembangan kegiatan perkebunan kopi di Tempur, Kunir (Keling), Dudakawu (Kembang),” kata Denie saat ditemui di kantornya, Kamis (5/8/2021).

Bantuan alat untuk kegiatan penanganan pascapanen kopi terdiri dari mesin pengupas kulit buah kopi (pulper), alat sosoh kopi kering (huller), mesing sangrai kopi, dan mesin pembubuk kopi sangrai.

Bantuan tersebut diberikan melalui kelompok-kelompok petani kopi yang ada di masing-masing wilayah.

Sementara melalui dana APBD Kabupaten Jepara, pada tahun 2020, dilakukan beberapa pembinaan berbeda. Di Desa Sumosari (Batealit), dilakukan pengembangan penanganan pascapanen dan sekolah lapang pengolahan hasil perkebunan kopi. Selanjutnya di Desa Tanjung (Pakisaji) dan Bategede (Nalumsari) digelar sekolah lapang penyuluhan hama terpadu (SLPHT) tanaman kopi. Desa Jugo (Donorojo), dilakukan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) perkebunan kopi. Bentuknya berupa sosialisasi terkait pengendalian OPT dan praktik pengendalian OPT dan budidaya tanaman kopi. Dan di desa Bategede (Nalumsari), juga dilakukan kegiatan pengembangan komoditas kopi dalam bentuk sosialisasi penanaman dan perawatan kopi, serta simulasi perawatan dan pemeliharaan kopi, dilengkapi pemberian 3000 batang benih kopi.

“Sebenarnya, sempat teralokasi anggaran dari APBN untuk kegiatan desa organik kopi, penanganan pascapanen kopi, dan pengembangan tanaman kopi arabica di lima titik kecamatan Keling dan Kembang, namun ditunda pelaksanaannya,” kata Denie. Pada tahun anggaran 2020, terdapat banyak refocusing anggaran di semua jenjang pemerintahan.
Tahun ini, upaya pengembangan komoditas kopi mendapat dukungan anggaran dari Dana Bagi Hasil (DBH) Cukai Hasil Tembakau (CHT). Dengan dukungan ini, kapasitas kelembagaan petani di Tanjung (Pakisaji), Sumosari (Batealit), dan Papasan (Bangsri) akan dikembangkan.

“Mulai dari temu teknis pengembangan komoditas kopi di ketiga desa itu, hingga Sekolah Lapang Pengolahan Hasil Perkebunan (SLPHP) dalam 6 kali pertemuan di Papasan,” kata Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) DKPP Kabupaten Jepara Anang Eko Wibowo.

Kelompok tani di ketiga desa ini juga diberi bantuan alat pengolahan kopi yang terdiri dari pengupas (1 unit untuk Tanjung), 6 unit para-para (masing-masing 2 unit untuk Papasan, Tanjung dan Sumosari), serta 2 unit alat sangrai (Papasan dan Tanjung). (DiskominfoJepara/Sulismanto)