JEPARA – Sebagai bentuk empati kepada warganya yang mengalami musibah, Bupati Jepara melakukan safari kemanusiaan di sejumlah tempat, pada Selasa (27/4/2021) siang. Kali ini bupati mengunjungi keluarga yang baru saja kehilangan anak-anak kesayangan mereka. Keempat bocah tersebut merupakan korban meninggal dunia lantaran tenggelam.
Dalam kesempatan ini bupati didampingi Ketua PMI Jepara Sutedjo, Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan masyarakat dan Desa (Dinsospermades) Edy Marwoto, Kepala Pelaksana BPBD Arwin Noor Isdiyanto, dan dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jepara.
Lokasi pertama yang dituju adalah rumah almarhum Jaka Darmawangsa (8) warga Kelurahan Demaan, Kecamatan Jepara dan Hafidz Abdullah (7) warga Desa Krapyak, Kecamatan Tahunan. Kedua bocah tersebut, ditemukan tenggelam oleh warga di Sungai Mbalem, Desa Krapyak, Kecamatan Tahunan, pada Jumat (16/4/2021) lalu. Diduga kedua bocah ini bermain di sungai, tanpa pengawasan orang tuanya.
Di rumah duka, bupati dan rombongan disambut oleh orang tua dan keluarga. Bantuan masing-masing diserahkan kepada orang tua korban, Joko Prianto ayah Jaka Darmawangsa di Demaan, dan Padma Noor Cahyo ayah Hafidz Abdullah di Krapyak, Tahunan. Andi juga memberikan semangat dan dukungan kepada mereka, agar ikhlas menerima ujian dari Allah Swt.
“Saya berharap untuk lebih ikhlas, menghadapi ujian dari Allah Swt,” kata Andi.
Hampir sama dengan apa yang dialami Jaka Hafidz yang meninggal karena tenggelam di sungai. Kakak beradik Muhammad Frans Saputra (9) dan Akhmad Zainul Abidin Ali (6), Juga meningal dunia setelah tenggelam di kolam renang restoran di Kelurahan Karang Kebagusan, Kecamatan Tahunan, pada Minggu (11/4/2021) petang.
Mengenai kronologi kejadian, bermula saat keluarga korban datang ke restoran tersebut. Saat orang tua korban sedang memesan makanan, anak tersebut bermain di tepi kolam. Saat bermain, salah satu dari mereka ada yang tercebur. Mengetahui saudaranya tercebur, maka yang lain mencoba menolongnya. Namun karena usia masih sangat kecil dan belum bisa berenang, akhirnya musibah yang tak diinginkan itu tak terhindarkan.
Ayah korban Sulkan, warga Desa Gerdu RT 8 RW 1 Desa Gerdu Kecamatan Pecangaan, hanya tertunduk dan pasrah mendapat ujian berat ini. Ia sangat menyesali dengan apa yang sudah terjadi kepada dua anak kesayangannya tersebut.
“Ini menjadi pelajaran bagi kita bersama. Pengawasan terhadap anak-anak di bawah umur, terutama di tempat terbuka yang rentan terhadap keselamatan mutlak dilakukan. Lengah sedikit saja akibatnya bisa fatal. Hal ini benar-benar harus menjadi perhatian untuk semua orang tua yang memiliki anak kecil,” kata Andi. (DiskominfoJepara/Dian)